Lokalisasi Sebagai Solusi Masalah Prostitusi

Penutupan gang doly menjadi berita yang paling sering muncul di tv belakangan ini selain berita kampanye para capres. Saya sih lebih seneng nonton berita penutupan gang doly ketimbang kampanye capresnya. Mungkin karena berita kampanye capresnya itu-itu saja kali ya bikin saya jadi males nontonya. Isinya kalau tidak kubu A menjelekkan kubu B, pasti kubu B yang menjelekkan kubu A. Tapi ga usah di bahas deh, siapa menjelekkan siapa, toh pada postingan saya kali ini saya tidak membahas kampanye para capres. Pada postingan kali ini saya ingin membayangkan bagaimana cara menyelesaikan masalah prostitusi.

Kalau menurut saya pribadi nih penutupan lokalisasi itu ga efektif untuk mengurangi masalah prostitusi, penyakin menular seksual (PMS) dan penyakit masyarakat lainya. Mereka di tutup di lokalisasi A sudah pasti mereka bakalan pindah ke tempat lokalisasi B, atau ga mereka buka salon tetapi semacam salon yang ada plus-plusnya, atau ga semacam panti pijat yang ada plus-plusnya juga. Selama masih ada pembeli, namanya pedangan sudah pasti gencar menjajakan dagangannya. Yang lebih parah lagi kalau mereka menjajakan cintanya dengan cara terselubung seperti salon plus-plus, hotel menyediakan jasa esek-esek atau mereka menerima bokingan via online. Pihak yang terkait bakalan kesulitan kalau disuruh mengusut model prostitusi yang terselubung serpeti ini.
Kalau menurut saya nih lokalisasi itu ga perlu ditutup. Malahan dibuatkan tempat yang memang khusus untuk para PSK dan orang-orang yang bekerja di dunia esek-esek. Semua orang yang bekerja pada tempat ini di data identitasnya, sehingga jelas tuh orang-orangnya yang mana. Tempatnya dibuat tidak menjadi satu dengan pemukiman penduduk atau berada di lingkungan pemukiman penduduk. Melaikan lokasinya dibuat secara khusus. Sehingga orang yang ada di lingkungan tersebut adalah orang-orang yang memang sebagai pelaku bisnis prostitusi. Baik itu berupa konsumen, PSKnya sendiri atau para mucikarinya. Selain itu dengan lokasi yang dibuat khusus seperti ini, masyarakat akan mudah untuk mengidentifikasi orang-orang yang memang berkecimpung dengan dunia prostitusi. Jadi jelas nih asal ada orang yang masuk ke tempat ini sudah pasti mereka adalah pelaku bisnis prostitusinya. Model lokalisasinya pun dibuat one gate sistem. Dimana akses keluar masuknya hanya ada satu. Jadi dengan ada sistem one gate system seperti ini orang yang keluar masuk tempat lokalisasi jadi ketahuan sama orang-orang yang ada di sekitar tempat lokalisasi. Malu dong kalau ketauan tetangga keluar masuk lokalisasi. Nah yang paling penting nih adalah kontrolnya dari aparat. Yang boleh masuk ketempat ini hanya usia-usia tertentu saja dan pengunjungnya didata juga. Bila perlu di gerbang masuknya ditampilin nih list konsumen setia lokalisasi, atau konsumen paling sering ke lokalisasi. Jadi malu kan kalau nama kita ada pada list terlebih lagi ada pada urutan pertama. Terus untuk mencegah lokalisasi liar, kalau ada lokalisasi selain tempat ini harus segera ditutup sama aparat yang berwenang.

Untuk mencegah penyakit menular tinggal ditambahkan dokter dan tenaga kesehatan lainya di lokalisasi tersebut. Setiap bulan atau jadwal tertentu para PSK tersebut dicek dan di kontrol kesehatannya. Penyuluhan akan masalah penyakit menular seksual juga dilakukan secara rutin. Sehingga para PSK ini sadar akan bahaya dari penyakit menular seksual seperti HIV AIDS. Jadi secara kesehatan mereka akan lebih terkontrol dibandingkan jika kita bubarkan lokalisasi ini kemudian mereka beroprasi secara sembunyi-sembunyi. Tentunya hal seperti ini tidak akan ada yang mengontrol kesehatan seksual mereka sehingga menyebabkan resiko penularan penyakit seksual menjadi tinggi.

Nah yang tak kalah penting adalah bagaimana membuat mereka menjadi sadar dan kembali mencari nafkah dengan cara yang benar. Untuk mengembalikan mereka kejalan yang benar setiap akhir pekan atau setiap bulan mereka mendapatkan siraman rohani dari para tokoh agama. Memang hal ini tidak langsung bisa meluruskan jalan mereka, tapi setidaknya jika siraman rohani ini dilakukan secara rutin dan terus menerus bukan tidak mungkin kesadaran mereka akan meningkat untuk kembali mencari nafkah dengan jalan yang benar. Sehingga lama-kelamaan jumlah para penjaja cinta ini makin berkurang. Selain itu penanaman nilai-nilai agama juga diperlukan di masyarakat. Karena saya yakin mereka "para PSK" menawarkan cintanya karena ada permintaan dari masyarakat. Jadi kalau masyarakat imannya sudah kuat sehingga tidak berfikir untuk mencari cinta lewat PSK sudah pasti para PSK akan kehilangan banyak pelanggannya. Semakin lama semakin banyak orang yang beriman pelanggannya pun akan semakin banyak yang berkurang. Sehingga saat itu orang-orang akan berfikir kembali untuk berusaha di dunia esek-esek.

Postingan saya kali ini hanyalah hayalan saya seandainya saya ditanya bagaimana cara mengatasi masalah prostitusi yang tidak ada habisnya. Mungkin banyak kekeliruan di dalam postingan saya ini, untuk itu saya mohon maaf. Sekali lagi postingan saya ini hanyalah "HAYALAN SAYA" seandainya saya ada yang menanyakan bagaimana cara mengatasi masalah prostitusi.
 

Artikel Terkait

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Bagibagiblog