Gunung Abang Puncak Tertinggi di Bangli


Gunung Abang merupakan gunung yang ada di kabupaten Bangli, Bali, tepatnya di kecamatan Kintamani. Lokasi Gunung Abang berada satu lokasi dengan Gunung Batur, posisinya pun berhadap-hadapan dengan Gunung Batur. Gunung Abang memiliki ketinggian 2.252 meter di atas permukaan laut. Cukup tinggi bagi saya dan teman-teman saya yang masih pemula untuk mendaki gunung. Sebelumnya saya baru pernah mendaki Gunung Batur. Rencana berikutnya sebenarnya sih ingin langsung ke Gunung Agung, tapi karena pengalaman masih minim saya mengurungkan niat untuk ke Gunung Agung. Sehingga pilihan selanjutnya adalah ke Gunung Abang. Karena dilihat dari tingginya masih belum jauh sama Gunung Batur yang pertama saya daki.

Perjalanan dimulai jam 2 dini hari. Step pertama dari pendakian ke Gunung Abang ini adalah berkumpul dengan teman-teman yang akan diajak mendaki. Rombongan kami terdiri dari 4 orang, dan satu diantaranya adalah cewek. Salah seorang dari rombongan kami adalah seorang yang pekerjaannya adalah sebagai seorang pemandu wisatawan yang ingin mendaki gunung di Bali. Jadi saya yakin kalau perjalanan kali ini akan aman karena sudah dipandu oleh orang berpengalaman. Kami sepakat untuk berkumpul di kota Bangli. Saya yang tinggal di daerah Klungkung hanya butuh waktu 30 menit untuk tiba di kota Bangli. Akhirnya jam 2 dini hari kami berhasil kumpul di kota Bangli dan langsung berangkat menuju kaki Gunung Abang. Waktu yang kami butuhkan untuk sampai di kaki Gunung Abang dengan menggunakan mobil kurang lebih 40 menit. Rute yang kami tempuh adalah dari Kota Bangli kami lurus ke utara (arah kintamani), sampai tiba di Museum Geopark kami berbelok ke kiri ke arah Suter. Sampai di pertigaan dengan pos pengawasan kami lurus ambil jalan kecil masuk ke tengah-tengah hutan. Jalannya seukuran mobil satu dan kondisinya rusak parah.

Kami tiba di kaki gunungnya jam 3 kurang 15 menit. Setelah sembahnyang dan pemanasan sedikit, pukul 3.00 kami mulai mendaki. Track awal dari pendakian kali ini agak menanjak, tetapi setelah berjalan 15 menit jalan yang kami lalui agak datar. Kami persis berjalan diatas desa yang ada di pinggiran Danau Batur. Di sisi kanan kami adalah jurang yang langsung di dasarnya adalah desa. Ketika memulai pendakian saya merasa khawatir melihat cahaya merah di langit. Awalnya saya mengira itu adalah matahari yang akan terbit. Tetapi setelah bertanya dengan salah seorang teman ternyata lereng Gunung Abang sedang terbakar. Prasaan was-was pun muncul terlebih jalan yang kami lalui penuh dengan abu sisa kebakaran hutan. Yang saya takutkan adalah kebakaran tersebut semakin meluas dan kami tidak bisa turun. Tetapi teman saya menenangkan, "Apinya masih jauh dibawah". 

Setelah berjalan 30 menit kami tiba di pos I. Disana ada sebuah pelinggih, dan kami sembahnyang disana. Dari sana ternyata puncaknya masih cukup jauh. Hutan yang gelap dan pohon yang besar membuat bulu kuduk berdiri, karena ini adalah hal pertama saya memasuki hutan dalam kondisi Gelap. Awalnya saya berfikir kalau medan yang akan dilalui lebih mudah dari gunung batur. Ternyata medannya sama sulitnya. Bahkan saya rasa lebih sulit. Karena tanah pijakannya sedikit gembur dan berdebu sehingga meneyebabkan saya mudah terpeleset. Kondisi jalannya pun lumayan miring. Sehingga dengan menggunakan sepatu kat biasa untuk diam berdiri itu sangat sulit dan dipastikan akan terpeleset. Untuk berpegangan pun sulit karena semak-semak yang ada di pinggiran track merupakan semak berduri. Sungguh perjalanan yang sulit saya pikir. Selangkah demi selangkah akhirnya mendekati puncak. Suara angin ciri khas pegunungan semakin menderu. Tepat jam 6 pagi kami sampai dipuncak. Dipuncak ada sebuah candi terbuat dari bata tanpa tembok berdiri kokoh. Disebelahnya ada 3 buah pelinggih yang sudah dalam kondisi hancur. Kami beristirahat sejenak di puncak sambil berfoto-foto. Angin dingin pegunungan sangat terasa. Langit begitu cerah pagi itu. Usaha saya terbayar itulah yang ada dalam pikiran saya saat itu. Kami ada dipuncak kurang lebih 30 menit. Setelah itu kami putuskan untuk menuruni Gunung Abang melalui rute yang sama. Ini adalah foto-foto di puncak Gunung Abang.






Dalam perjalanan turun kami terpecah menjadi dua. Saya dan teman-teman saya asik foto-foto untung kenang-kenangan kalau saya pernah mendaki Gunung Abang. Dua orang teman saya jaraknya lebih jauh. Saya dan teman saya berada jauh diatas. Ketika sedang asik foto-foto dua orang teman saya yang sudah jauh dibawah berteriak-teriak meminta untuk segera turun. Ketika saya turun, saya sangat kaget melihat api yang begitu besar. Ternyata api yang tadinya ada di kaki gunung sekarang sudah sampai di jalur pendakian. Dalam benak saya, saya berfikir kalau tidak saya terobos kemungkinan saya terjebak kebakaran. Tanpa berfikir dua kali saya berlari sekuat tenaga. Dengan agak menunduk saya berusaha menghindar dari api yang sudah membakar pinggiran jalan. Teman saya pun ikut berlari di belakang saya. Akhirnya kami berdua bisa lolos dari api tersebut. Sungguh merupakan pengalaman tak terlupakan.






Lepas dari api tersebut kami istirahat sejenak. Selang beberapa menit barulah kami melanjutkan perjalan menuruni gunung Abang. Sekitar jam 11 kami sampai di parkiran. Sunggu merupakan perjalanan yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Melihat keindahan puncak Gunung Abang dan Danau Batur sekaligus melewati kobaran api.




Semak berduri biaysanya ada di pinggiran jalur pendakian


Ini salah satu jalur pendakian yang lumayan sulit bagi saya.


Artikel Terkait

Comments
3 Comments

3 comments:

chris said...

i read your blog and get inspired - thanks.
if you like take a look at www.mountains-of-bali.info
chris

Cintya putri said...

Blog nya bagus makasi atas info gunung abang , jadi kami bisa lebih waspada 😄

Cintya putri said...

Blog nya bagus makasi atas info gunung abang , jadi kami bisa lebih waspada 😄

Post a Comment

Copyright © Bagibagiblog