Mendaki Gunung Abang Jilid 2

Pada postingan sebelumnya  "Gunung Abang Puncak Tertinggi di Bangli" saya sudah bercerita sedikit banyak mengenai pengalaman saya mendaki gunung abang. Waktu itu adalah musim kemarau dimana kondisinya sangat kering dan agak gersang, di beberapa tempat terjadi kebakaran yang melalap semak-semak dan ranting-ranting pohon. Namun pendakian kali ini, kami mendaki saat musim hujan. Tentunya sensasinya beda dibandingkan dengan pendakian sebelumnya. Ingin tau bedanya? Let's chect this out..!!
Bedanya mendaki gunung abang yang pertama dengan kali ini adalah, kali ini jumlah personilnya lebih banyak yaitu 7 orang. Seperti biasa kami berkumpul di kota Bangli pukul 2 dini hari, kemudian meluncur ke TKP dengan menggunkan sepeda motor. Diperjalanan kami sudah mulai merasakan rintik-rintik hujan. Harapan kami saat itu semoga hujannya tidak sampai di tempat pendakian, dan akhirnya doa kami terkabul. Hujan hanya turun dipinggiran kota Bangli. Cuaca yang dingin tidak mengurungkan niat kami untuk mendaki gunung.

Tepat setengah 4 pagi kami tiba di kaki Gunung Abang. Setelah sembahyang sejenak dan melakukan sedikit pemanasan, jam 4 tepat kami melulai pendakian dan petualangan pun dimulai. Awal pendakian cuaca nampak cerah. Angin gunung terdekar membisiki telinga kami untuk segera melangkah menuju puncak secepatnya dan menyaksikan sun rise. Hal yang berbeda kami rasakan pada pendakian kali ini. Semak-semak yang pada pendakian pertama gersang saat ini menjadi lebat. Semak-semak ini dipenuhi oleh embun pagi. Tanpa kami sadari celana yang kami gunakan sudah basah karena embun tadi.

Ternyata perjalanan cuaca kali ini kurang bersahabat. Hujan mulai turun. Awalnya gerimis tetapi semakin lama tambah lebat. Malang bagi kami, diantara kami bertujuh hanya saya yang membawa mantel. Karena saya rasa jaket yang saya gunakan tahan air jadi saya putuskan untuk tidak menggunakan mantel tersebut. Hawa dingin, hujan dan angin yang lumayan kencang membuat cuaca menjadi sangat dingin. Beruntung kami terus bergerak sehingga suhu tubuh kami menjadi lebih hangat. Beberapa kali kami harus istirahat karena salah satu dari kami kecapaian. Salah seorang dari kami terus bertanya kepada saya kapan sampai dipuncak? dengan gampang saya jawab lima menit lagi. Pertanyaan yang sama diulang-ulang dan jawaban yang sama pun diulang-ulang. 

Setelah mendaki selama dua jam kami tiba di puncak. Ternyata sudah ada beberapa orang yang sudah sampai dipuncak terlebih dahulu. Setelah kami perhatikan ternyata mereka sudah tiba dipuncak dari kemarin malam. Mereka kemah dipuncak. Hawa dingin, sepatu dan jaket yang basah membuat kami kedinginan. Tapi semua perjuangan kami terbayar. Pemandangannya sangat menakjubkan, sangat berbeda ketika saya pertama kali mendaki Gunung Abang. Jauh lebih hijau dan asri. Ini nih puncak gunung Abangnya :

Saking dinginnya sepatu bisa jadi tempat untuk menghangatkan kaki.


Berasa diatas awan


Sisi timur gunung 



Dikejauhan tampak puncak gunung rinjani menjulang tinggi



Bagaimana keren bukan. Yang belum pernah ke Gunung Abang buruan..!!!

Artikel Terkait

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Bagibagiblog