Menuju Puncak Gunung Batur

Pada postingan kali ini bagibagiblog akan berbagi pengalaman mendaki Gunung Batur. Gunung Batur merupakan salah satu Gunung Berapi yang masih aktif yang ada di pulau Bali. Gunung Batur memiliki ketinggian 1.771 meter. Cukup tinggi bagi orang yang tidak pernah mendaki gunung seperti saya.

Rombongan kami terdiri dari 6 orang dan kami semua adalah orang-orang yang belum pernah mendaki gunung sama sekali. Jadi ini adalah pengalaman pertama kami mendaki gunung. Karena tempat tinggal kami berjauhan kami putuskan untuk berkumpul di Kota Bangli pukul 9 malam. Seperti halnya janji-janji orang Indonesia yang dibilang janji karet, akhirnya kami baru bisa berkumpul pukul 10 malam. Setelah semua rombongan berkumpul akhirnya petualangan pun dimulai tepat jam 11 Malam.


Tujuan pertama adalah menuju rumah teman kami yang ada di lereng Gunung Batur. Walaupun sebenarnya diantara kita ber-5 tidak tau pasti jalannya, dengan bermodalkan nekat akhirnya kami sampai juga di rumahnya. Susana pegunungan pun hadir di tempat itu. Suhu yang dingin dengan kabut tipis menghiasi petulangan kami malam itu. Kami tiba di sana tepat tengah malam dan saya berharap sesampainya disana akan dipersilahkan untuk numpang tidur sebelum mendaki esok hari. Tapi ternyata harapan saya melenceng. Sesampainya disana ternyata ada acara manggang ikan mujair. Akhirnya jam 1 lewat acara manggang me manggangnya selesai, dan kami putuskan untuk istirahat tidur 2 jam. Saya dan seorang teman saya terpaksa tidur di mobil karena selain kamarnya tidak cukup menampung kami semua, juga dari rombongan tersebut cowoknya hanya kami berdua. Kami berdua tidak bisa tidur di dalam mobil karena tidak terbiasa tidur dalam kondisi setengah berbaring. Pukul 02.30 kami berdua bangun dan berusaha membangunkan teman-teman kami. Setelah  semuanya terbangun akhirnya kami memulai pendakian.

Start pendakian kami mulai dari Pura Tampuryang. Sebenarnya para pendaki lebih banyak melalalui jalur Pura Jati, tetapi karena kami ingin masuknya lewan jalur yang banyak hutannya kami putuskan untuk lewat jalur Tampuryang. Medan pertama adalah memasuki jalur hutan pinus.
Setelah melewati hutan pinus medan selanjutnya melalui jalur berbatu dengan rumput tipis. Jalur yang demikian memang agak licin karena pijakan berupa kerikil-kerikil kecil. 
Walaupun Gunung Batur tidak setinggi Gunung Semeru tetapi salah satu dari teman saya sudah tidak kuat lagi untuk mendaki lebih tinggi lagi. Mungkin karena pengalaman pertama. Tetapi dengan semangat akhirnya kami semua sampai di puncak juga.
Ternyata dipuncak gunungnya tidak seperti yang saya pikirkan, sepi, tenang dan jauh dari keramaian. Ternyata ratusan orang mendaki hari pagi itu. Dan yang membuat saya tertawa kecil adalah di puncak gunung ada pedangan kopi dan minuman. Setelah sampai di puncak kami putuskan untuk mengitari puncak Gunung Batur dan menuruni dari sisi yang lain.
Untuk mengitari puncaknya, di salah satu sisinya medannya bisa dibilang cukup sulit, karena lebar tempat berpijak hanya selebar telapak kaki.

Ketika kami turun kami tidak seburu-buru ketika kami menuju puncak. Pemandangan yang indah dan kami baru pertama kali mendaki membuat kami enggan untuk buru-buru turun. Setelah menuruni lereng Gunung Batur akhirnya kami tiba di hutan yang kami lalui tadi pagi. Ternyata hutannya tidak selebat yang saya bayangkan ketika menuju puncak paginya. Mungkin karena  ketika menuju puncak suasananya gelap gulita.



Akhirnya pendakian kami selesai pukul 12.00. Lelah sudah pasti, tetapi kami sangan senang bisa mendaki Gunung Batur. Nampaknya kami ketagihan untuk mendaki lagi. Rencana selanjutnya adalah mendaki Gunung Agung.

Artikel Terkait

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Bagibagiblog